Senin, 26 Maret 2012

Ketika Kaum Musyrikin “Terpaksa” Bersujud

Suatu ketika di tahun ke lima dari nubuwwah, saat itu bulan ramadhan, Nabi SAW datang ke Masjidil Haram dan di sana telah berkumpul beberapa orang pembesar dan pemuka kaum Quraisy. Kemudian beliau membaca Surat an-Najm yang berjumlah 62 ayat. Surat itu memang ayatnya pendek-pendek dan berkesan seperti susunan syair, tetapi jauh-jauh lebih indah dan bermakna. Kaum Quraisy, dan orang-orang Arab pada umumnya saat itu memang selalu membangga-banggakan syair, sangat menghargai dan menjunjung tinggi seorang penyair yang hebat.
Ketika Nabi SAW melantunkan ayat demi ayat dari Surat an Najm itu, mereka seperti terhipnotis, terpesona dengan keindahannya. Sepanjang usia mereka, belum pernah mereka mendengar rangkaian kata yang begitu indah dan bermakna sangat dalam seperti yang sedang dilantunkan Rasulullah SAW. Bahkan mereka sampai lupa kalau yang sedang melantunkan ayat-ayat itu adalah orang yang sangat mereka benci, bahkan kalau bisa mereka ingin membunuhnya saja. Mereka makin tenggelam dalam kekhusyu’an dan kekhidmatan, setiap kali bibir Rasulullah SAW melantunkan ayat-demi ayat itu.
Ketika beliau melantunkan ayat terakhir, ayat ke 62 yang merupakan Ayat Sajdah, “Maka bersujudlah kamu kepada Allah dan sembahlah Dia!!” (Fasjuduu lillaahi wa’buduu!!).
Tanpa dapat ditahan lagi, mereka semua itu bersujud dengan bercucuran air mata penuh haru. Tampaknya keagungan dan kehalusan kalam Allah benar-benar menguasai emosi mereka, walau akalnya mungkin menolak. Orang-orang musyrik lainnya yang berada agak jauh dari tempat itu sangat terkejut melihat keadaan tersebut. Mereka segera mendatangi mereka dan mencaki-maki dan mencela sikapnya itu.
Mendengar cacian dan celaan itu, orang-orang musyrik yang tadinya bersujud segera menyadari keadaannya. Mereka seolah-olah baru terbangunkan dari suasana terhipnotis tanpa menyadari apa yang mereka lakukan. Antara malu dan marah karena bersujud di hadapan Nabi SAW, mereka segera membuat kebohongan untuk menutupi rasa malunya. Mereka menyatakan bahwa Nabi SAW menyebutkan kemuliaan dan sanjungan kepada berhala-berhala mereka, karena itu mereka bersujud. Sungguh suatu alasan yang menggelikan, yang kebanyakan kaum musyrikin sendiri tidak mempercayai alasan tersebut.
Berita sujudnya kaum musyrikin di hadapan Nabi SAW itu menyebar ke mana-mana, termasuk kepada kaum muslimin yang berhijrah di Habasyah. Hanya saja kabar yang sampai kepada mereka, kaum Quraisy telah dapat menerima ajaran Nabi SAW. Karena itu pada bulan syawal, sebagian besar dari mereka segera kembali ke Makkah dengan riang gembira. Tetapi sampai di pinggiran kota Makkah, mereka tahu bahwa berita itu tidak benar. Bahkan mereka melihat kaum Quraisy telah siap menangkap mereka kembali. Sebagian besar dari mereka kembali ke Habasyah, dan sebagian lagi masuk ke Makkah dengan diam-diam dan mencari jaminan perlindungan dari tokoh-tokoh Quraisy yang dikenalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar