Kamis, 29 Maret 2012

Tanda Kenabian Sebelum Menjadi Nabi (1) Wasilah dengan Wajah Nabi SAW

Suatu ketika kota Makkah dilanda paceklik dan kekeringan yang tidak seperti biasanya, sehingga kemiskinan merajalela. Sekelompok orang Quraisy mendatangi Abu Thalib sebagai sesepuh dan tokoh yang paling disegani dalam pengelolaan rumah Allah (Ka’bah), sambil berkata, “Wahai Abu Thalib, lembah-lembah kami sedang kekeringan dan kemiskinan melanda kami. Marilah kita berdoa untuk meminta turunnya hujan!!”
Abu Thalib berkata, “Baiklah, tunggulah sebentar!!”
Tidak berapa lama Abu Thalib keluar dari rumahnya dengan menggandeng seorang anak kecil yang usianya belum genap sepuluh tahun, yakni Nabi SAW. Mereka berjalan beriringan menuju Ka’bah, dan disadari atau tidak oleh yang lainnya, awan tipis bergerak perlahan beriringan menaungi Abu Thalib dan Nabi SAW.
Ketika telah sampai di salah satu sisi Ka’bah, Abu Thalib menyandarkan punggung beliau ke dinding Ka’bah dan jari jemarinya memegangi beliau. Sambil memandangi wajah beliau yang putih berseri, mulut Abu Thalib mengucap doa meminta hujan diikuti oleh orang-orang Quraisy lainnya. Belum lagi mereka berlalu dari tempatnya, tiba-tiba langit yang bersih berubah menjadi gelap, penuh mendung yang datang dari segala penjuru, dan tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya.
Abu Thalib memandang dengan takjub wajah keponakannya tersebut dan memeluknya erat. Kemudian terlontar sebuah syair pendek dari mulutnya : Putih berseri, meminta hujan dengan wajahnya ; Penolong anak yatim, dan pelindung wanita janda… 
Penduduk Makkah menyambut gembira datangnya hujan tersebut, dan hanya dalam beberapa jam saja lembah-lembah dipenuhi air lagi, dan dalam beberapa hari kemudian ladang-ladang mereka mulai subur kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar