Senin, 22 Juli 2013

Jika Memiliki Emas Sebesar Uhud

            Pada suatu malam Rasulullah SAW ditemani oleh Abu Dzarr al Ghifari berjalan-jalan menyusuri perkampungan di Madinah, hingga akhirnya sampai di kaki gunung Uhud. Beliau bersabda, “Wahai Abu Dzarr!!”
            “Labbaik, ya Rasulullah!!” Kata Abu Dzarr.
            Nabi SAW bersabda, “Seandainya aku mempunyai emas sebesar gunung Uhud ini, aku tidak senang ia (emas-emas itu) menginap di tempatku hingga tiga hari lamanya, walau hanya tersisa satu dinar saja, kecuali sesuatu yang kupersiapkan untuk membayar hutang. Aku baru merasa senang jika emas-emas itu kubagi-bagikan kepada sesama hamba Allah, yang ini untuk tetangga sebelah kiri, yang itu untuk tetangga sebelah kanan, dan yang lainnya untuk tetangga di belakang….!!”
            Nabi SAW mengajak Abu Dzarr melanjutan perjalanan, dan beliau melanjutkan pesan beliau, “Sesungguhnya orang yang paling banyak hartanya adalah orang yang paling sedikit pahalanya pada hari kiamat kelak, kecuali orang-orang yang berkata : Ini adalah bagian tetangga sebelah kanan, yang itu untuk tetangga sebelah kiri, dan yang lainnya untuk tetangga di belakang. Tetapi sangat sedikit sekali orang yang seperti itu…”
            Mereka berdua terus berjalan menyusuri Gunung Uhud, tiba-tiba Nabi SAW bersabda, “Wahai Abu Dzarr, diamlah engkau di sini, dan jangan ke mana-mana hingga aku datang kembali!!”
            Abu Dzarr berkata, “Baiklah, ya Rasulullah!!”
            Nabi SAW terus berjalan hingga menghilang di kegelapan malam. Tiba-tiba terdengar suara cukup keras di arah menghilangnya Nabi SAW, Abu Dzarr jadi khawatir kalau-kalau ada orang yang mengganggu beliau. Ia berniat mendatangi tempat suara itu dan mencari penyebabnya, tetapi teringat pesan Nabi SAW, ia membatalkannya. Hanya saja ia dalam penantian dengan dihantui rasa was-was dan khawatir akan keselamatan Nabi SAW.
            Beberapa waktu lamanya menunggu, akhirnya Nabi SAW muncul lagi dari balik kegelapan Gunung Uhud, Abu Dzarr berkata, “Wahai Rasulullah, saya tadi mendengar suara yang cukup keras dari tempat engkau menghilang!!”
            Nabi SAW bersabda, “Engkau mendengar suara itu??”
            “Benar, ya Rasulullah,”
            Beliau bersabda lagi, “Itu adalah suara Jibril, ia datang kepadaku dan berkata : Barangsiapa dari umatmu yang meninggal dunia dan ia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka ia masuk surga!!”
            Mata Abu Dzarr berbinar-binar gembira mendengar sabda beliau itu, dan berkata, “Wahai Rasulullah, walau ia berzina, walau ia mencuri??”
            Nabi SAW bersabda, “Walau ia berzina, walau ia mencuri!!”
            Tentunya bagi orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan masuk surga, tetapi dengan berbagai perbedaan. Ada yang langsung masuk surga tanpa hisab dan tanpa mengalami berbagai kesusahan lainnya, ada yang mengalami ‘siksaan’ penantian di padang makhsyar kemudian mendapat syafaat Nabi SAW, dan ada juga yang harus ‘dicuci bersih’ dahulu di neraka, yang lamanya tergantung dengan sedikit banyaknya ‘kotoran’ yang harus dihilangkan. Dan bagi orang-orang yang tidak memiliki sedikitpun amal kebaikan, tetapi ia meninggal tanpa menyekutukan Allah, ia termasuk dalam kelompok orang-orang yang terakhir masuk surga.      


Note:rs1-406

Pengajaran Nabi SAW Tentang Dunia

            Suatu saat ketika menjadi khalifah, Abu Bakar meminta untuk dibawakan (diambilkan) minuman karena ia merasa sangat hausnya. Salah seorang sahabat datang dengan dua gelas, berisi air dan madu. Abu Bakar mengambil salah satunya dan mendekatkan ke mulutnya, tetapi belum sempat meminumnya, tiba-tiba ia menangis. Para sahabat yang berkumpul di sekitarnya ikut menangis walau tidak tahu permasalahannya. Tetapi sebentar saja mereka telah reda tangisannya, sementara Abu Bakar masih tetap dalam tangisannya hingga beberapa waktu lamanya.
            Ketika Abu Bakar mengusap ke dua matanya dan tangisannya mulai reda, para sahabatnya berkata, “Wahai Khalifah Rasulullah, apa yang membuat engkau menangis??”
            Abu Bakar menjelaskan bahwa ia teringat akan suatu peristiwa ketika bersama Rasulullah SAW. Saat itu ia melihat Nabi SAW mendorong-dorong sesuatu dari dirinya, sedangkan ia sama sekali tidak melihat sesuatu yang ada di depan atau datang menghampiri beliau. Maka ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang engkau dorong (menjauh) dari dirimu??”
            Nabi SAW bersabda, “Ini adalah dunia, dia telah dijelmakan kepadaku, dan aku berkata kepadanya : Menyingkirlah engkau dariku!! Maka dunia itu berkata : Kalau engkau bisa lepas dari diriku, maka akan ada orang-orang sesudah engkau dari umatmu yang tidak akan bisa lepas dari diriku!!”
            Kemudian Nabi SAW bersabda kepada para sahabat yang hadir, “Sungguh mengherankan yang sangat mengherankan bagi orang yang membenarkan adanya perkampungan yang abadi (yakni alam akhirat), tetapi ia melakukan suatu usaha yang ia tahu usahanya itu demi untuk perkampungan yang menipu (yakni keuntungan dan kesenangan duniawiah semata-mata)!!”
            Setelah selesai menceritakannya, Abu Bakar berkata kepada para sahabatnya, “Aku tadi menangis karena khawatir aku termasuk dalam orang yang disitir ucapan dunia tersebut, hanya karena dua gelas minuman yang kalian sodorkan kepadaku!!”
            Pada suatu ketika Nabi SAW tengah berjalan bersama Abu Hurairah, tiba-tiba beliau bersabda, “Wahai Abu Hurairah, maukah engkau jika kuperlihatkan kepadamu dunia dan apa yang ada di dalamnya??”
            Abu Hurairah berkata, “Baiklah, ya Rasulullah!!”
            Maka Nabi Nabi SAW memegang tangannya dan membawanya berjalan menuju salah satu jurang dari jurang-jurang yang ada di Madinah. Beberapa orang sahabat lainnya juga mengikuti perjalanan Nabi SAW dan Abu Hurairah. Jurang tersebut layaknya tempat sampah, di mana di dalamnya terdapat tengkorak dan tulang tulang manusia, kotoran, pakaian-pakaian usang dan lain-lainnya.
            Nabi SAW bersabda, “Wahai Abu Hurairah, kepala-kepala itu dahulunya pernah rakus seperti kerakusanmu, dan berangan-angan seperti angan-anganmu. Tetapi hari ini ia menjadi tulang-tulang tanpa kulit, dan di kemudian hari akan menjadi abu. Dan itu adalah kotoran-kotoran, ia berasal dari berbagai macam makanan yang mereka kumpulkan dari mana saja, tanpa memandang halal atau haramnya, kemudian dilemparkan (dimasukkan) ke dalam perutnya, yang manusia menjadi sesak karenanya (yakni, kekenyangan), dan akhirnya berakhir di sini. Dan itu adalah pakaian-pakaian mereka, yang mereka bermegah-megahan dengannya, yang akhirnya hanya menjadi usang dan diombang-ambingkan angin di sini. Dan itu adalah tulang-belulang, ia berasal dari berbagai binatang (kendaraan) yang ditungganginya, yang dengannya ia menjelajah negeri-negeri. Maka barang siapa yang ingin menangisi dunia, hendaklah ia menangis!!”
            Abu Hurairah dan para sahabat yang hadir menangis tersedu-sedu, dan tangisannya makin keras saja, hingga akhirnya mereka meninggalkan jurang tersebut.       
     
Note:dkmh233236