Seorang
lelaki yang memang miskin, meminta sesuatu kepada Nabi SAW untuk memenuhi
kebutuhannya. Beliau berkata kepadanya, "Apakah engkau memiliki sesuatu di
rumahmu?"
"Benar,
wahai Rasulullah," Kata lelaki itu, "Kami memiliki dua tikar yang
sebagiannya sudah robek. Satunya kami
gunakan untuk duduk dan tidur, sebagiannya untuk alas dan sebagiannya untuk
selimut. Dan yang satunya lagi kami gunakan untuk makan, minum dan membersihkan
kepala kami…!"
"Bawalah
keduanya kemari!" Kata Nabi SAW.
Lelaki tersebut pulang mengambil tikarnya, dan
bergegas kembali kemudian menyerahkan dua tikarnya kepada Nabi SAW. Beliau
memegang dua tikar tersebut dan bersabda, "Siapa yang akan membeli tikar
ini?"
"Saya
akan membeli keduanya dengan satu dirham!" Salah seorang sahabat menyahut.
Nabi
SAW bersabda lagi, "Apakah ada yang mau membelinya dengan harga lebih satu
dirham?"
Seorang
sahabat lainnya bersedia membeli dengan harga dua dirham, dan beliau
menyerahkan tikar tersebut kepadanya. Kemudian beliau memanggil lelaki pemilik
dua tikar tersebut dan bersabda, "Satu dirham ini belikan makanan dan
bawalah pulang ke rumahmu. Dan satu dirham lagi belikan kampak, bawalah
kemari..!"
Lelaki
tersebut melaksanakan perintah beliau. Beberapa saat kemudian kembali menghadap
Rasulullah SAW dengan membawa kampak
yang dibelinya. Beliau meminta kampak tersebut dan memasangkan kayu pegangan
yang telah beliau persiapkan, dan bersabda, "Pergilah, carilah kayu dan juallah!
Aku tidak ingin melihat kamu selama limabelas hari..!"
Lelaki
tersebut pergi memenuhi perintah Nabi SAW. Dan setelah lima belas hari, ia kembali menghadap Nabi
SAW dan menceritakan kalau ia telah memperoleh sepuluh dirham dari mencari dan
menjual kayu bakar. Sebagian digunakan untuk membeli makanan dan sebagian lagi
membeli pakaian. Nabi SAW tersenyum dan bersabda, "Bukankah pekerjaan itu
lebih baik bagimu, daripada nanti kamu datang di akhirat (yakni pada hari
kiamat), sedang perbuatan meminta-mintamu akan berupa noda hitam di wajahmu,
yang tidak bisa dihapus kecuali dengan api neraka!!"
Dalam
kesempatan lainnya ketika Nabi SAW sedang berjalan-jalan bersama beberapa orang
sahabat, mereka bertemu dengan seorang pemuda Badui yang tampak gesit dan tangkas
dalam bekerja. Abu Bakar dan Umar berkata, “Seandainya kemudaan dan
ketangkasannya digunakan untuk berjuang di jalan Allah, niscaya ia akan
memperoleh pahala yang lebih besar!!”
Mendengat
komentar seperti itu, Nabi SAW bersabda, “Apabila pemuda itu bekerja untuk
kedua orang tuanya yang sudah tua guna meringankan beban keduanya, maka ia
berada di jalan Allah (yakni, termasuk jihad fi sabilillah). Apabila ia bekerja
untuk anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah. Apabila ia
bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak meminta-minta kepada orang lain, maka
ia berada di jalan Allah. Tetapi apabila ia bekerja untuk berbangga-bangga (dengan
hartanya) dan mencari nama (ketenaran), maka ia berada di jalan setan!!”